SudutKaltim.com – Kabupaten Kutai Timur terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakatnya melalui program Integrasi Layanan Primer (ILP). Sebanyak 438 fasilitas kesehatan di wilayah ini, termasuk 21 puskesmas, 116 pustu, dan 301 posyandu, akan menerapkan ILP untuk memperkuat pelayanan kesehatan masyarakat desa dan kelurahan.
Pelatihan keterampilan dasar bagi kader dan fasilitator posyandu telah diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur di Hotel Royal Victoria, Sangatta. Pelatihan ini diikuti oleh 36 kader dan fasilitator dari lima desa pada angkatan pertama serta 36 kader lainnya pada angkatan kedua.
“Melalui transformasi layanan kesehatan primer ini, seluruh layanan kesehatan akan dilakukan secara terintegrasi, mulai dari posyandu hingga rumah sakit. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penanganan kesehatan masyarakat,” ujar Rini Palakian Mande, Kepala Seksi Layanan Kesehatan Primer Dinkes Kutai Timur.
Pelatihan dilaksanakan dalam dua tahap: tahap pertama dari tanggal 24 hingga 28 Juni, dan tahap kedua dari tanggal 1 hingga 5 Juli 2024. Kader dan fasilitator akan dilatih untuk mengisi data kesehatan masyarakat melalui dashboard aplikasi yang telah disiapkan, yang akan memudahkan penelusuran riwayat kesehatan masyarakat saat mereka melakukan pengobatan atau pemeriksaan di kemudian hari.
ILP bertujuan untuk mendekatkan layanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat. “Integrasi Layanan Primer ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung,” terang Rini.
Pemkab Kutim berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer dan memastikan akses yang lebih baik dan merata terhadap layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Salah satu fokus utama adalah pencegahan penyakit melalui skrining kesehatan.
“Kami telah menjamin pembiayaan gratis untuk 14 jenis penyakit, termasuk skrining diabetes melitus, hipertensi, stroke, jantung, kanker serviks, kanker payudara, TBC, anemia, kanker paru, kanker usus, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), thalassemia, hipotiroid kongenital, dan skrining hepatitis,” jelas Rini.
Melalui kegiatan skrining kesehatan di puskesmas, Kabupaten Kutai Timur berharap dapat menghemat beban biaya kesehatan. “Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk rutin melakukan skrining di puskesmas sebagai upaya pencegahan terjadinya penyakit. Kami juga berharap kesadaran masyarakat akan pencegahan semakin meningkat dan masyarakat lebih peduli pada kesehatan,” lanjut Rini.
Dengan hadirnya ILP, Kabupaten Kutai Timur berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer. Program ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik tetapi juga memastikan bahwa masyarakat di setiap desa dan kelurahan mendapatkan akses yang merata terhadap layanan kesehatan. (ADV/ Kutai Timur)