SudutKaltim.com – Suasana khidmat menghiasi pelantikan pengurus Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS) Kutai Timur periode 2024-2029 yang berlangsung di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur pada Sabtu pagi (22/06/2024). Acara ini menjadi momen penting yang menandai komitmen baru dari para petani sawit swadaya dalam menghadapi tantangan di sektor perkebunan sawit lokal.
Ketua FPKS Kutai Timur, Nasruddin, dalam wawancara pasca-pelantikan, menegaskan pentingnya dukungan pemerintah kabupaten dalam memberikan ruang dan support kepada petani sawit swadaya. “Pemerintah kabupaten Kutai Timur memberikan ruang dan dukungan kepada teman-teman Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS), khususnya pengurus yang merupakan petani sawit swadaya,” ungkap Nasruddin.
Nasruddin juga menggarisbawahi perlunya dukungan untuk mendorong investasi pabrik kelapa sawit di Kutai Timur. “Pemerintah harus mendorong dan memberikan ruang bagi investor untuk membuka pabrik sawit di sini,” tambahnya, sambil menyebutkan bahwa saat ini petani swadaya hanya bisa menjual buah sawit mereka ke pabrik-pabrik yang sudah ada.
Dalam konteks kendala yang dihadapi petani sawit, Nasruddin memaparkan beberapa masalah utama seperti masalah lahan dan biaya pupuk yang tinggi. “Kendala klasik petani adalah persoalan lahan dan pupuk yang mahal,” katanya. Dia berharap agar harga buah sawit stabil dan adanya pabrik di Kutai Timur yang dapat menampung hasil panen petani swadaya.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, memberikan pandangannya terkait signifikansi terbentuknya FPKS. Menurutnya, forum ini menjadi wadah penting bagi petani sawit untuk memperoleh harga yang lebih adil, yang selama ini dikuasai oleh perusahaan besar. “Dengan adanya forum ini, saya telah memerintahkan untuk berkoordinasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) agar normalisasi harga sawit bisa dinikmati oleh petani,” ucap Ardiansyah.
Ardiansyah juga menyebutkan minat dari beberapa perusahaan untuk berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy, dengan harapan ini dapat memberikan solusi jangka panjang untuk masalah penjualan buah sawit oleh petani swadaya di Kutai Timur.
Dengan dukungan pemerintah dan kehadiran FPKS yang baru, diharapkan kesejahteraan petani sawit swadaya di Kutai Timur akan meningkat. Adanya pabrik kelapa sawit di daerah ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi ekonomi lokal. (ADV/ Kutai Timur)