SANGATTA, SudutKaltim – Dalam upaya menangani stunting dan mempercepat perbaikan gizi masyarakat, terutama untuk percepatan penurunan stunting, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur mengambil langkah strategis dengan menerapkan pendekatan intervensi hulu. Pendekatan ini dimulai sejak remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak usia 0-59 bulan.
Plt Kepala Dinas PPKB Kutim, Ronny Bonar, menjelaskan peran teknis DPPKB Kutai Timur dalam penanganan stunting dengan pendekatan intervensi hulu. “Kami (DPPKB Kutim) bertanggung jawab mengkoordinir intervensi hulu, mulai dari fase remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak usia 0-59 bulan. Pada sisi Hulu ini, intervensi lebih ditekankan pada pemenuhan gizi mereka,” ujar Ronny Bonar.
Dalam rangka memaksimalkan program penanganan stunting, DPPKB Kutai Timur merencanakan uji coba atau percontohan secara menyeluruh. Desa Swarga Bara di Kecamatan Sangatta Utara dipilih sebagai sasaran penanganan stunting dan pilot project. Program ini akan melibatkan Posyandu Asoka dan Posyandu Prodesa sebagai mitra utama.
Ronny menegaskan bahwa perlakuan yang akan diterapkan melibatkan pemberian protein hewani kepada sejumlah keluarga yang menjadi sampel atau percobaan. Pola ini terinspirasi dari negara-negara di Afrika, namun diadaptasi sesuai dengan kondisi di Kutai Timur.
“Melalui posyandu yang ada, kita akan memberikan asupan protein hewani dan gizi, seperti susu, ikan sarden, telur, dan lainnya, kepada calon pengantin, ibu hamil, dan anak usia 0-59 bulan. Pemberian makanan bergizi ini akan diawasi secara ketat, dan kami akan melakukan pemantauan berkala, termasuk pengukuran lingkar lengan, untuk memastikan efektivitasnya. Kami berharap uji coba ini dapat memberikan hasil yang positif,” tambahnya.
Pendekatan inovatif ini mencerminkan komitmen DPPKB Kutai Timur untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penanganan stunting secara holistik, dimulai dari akar permasalahan gizi hingga tindakan konkret di lapangan. (AD01/ Kutai Timur)