SUDUT KALTIM

Dinas Lingkungan Hidup Kutai Timur Terus Dorong Inovasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

, SudutKaltim – Dalam upaya untuk menurunkan emisi gas , Pemerintah Kabupaten Timur () melalui Dinas Hidup () tengah mengambil langkah progresif dengan menggali nilai karbon dan mengimplementasikan program berbasis hutan dan .

Sebagai informasi, Efek adalah fenomena alami di mana certain gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan uap air, menahan sebagian dari radiasi panas yang dipancarkan oleh bumi ke angkasa. Tanpa ini, suhu bumi akan jauh lebih rendah, membuat kondisi hidup tidak mungkin terjadi. Namun, dengan aktivitas manusia yang mempercepat pelepasan gas rumah kaca melalui pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas industri, konsentrasi gas ini meningkat secara signifikan. Akibatnya, atmosfer menangkap lebih banyak radiasi panas, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. yang intensif, seperti yang kita alami saat ini, menyebabkan fenomena cuaca ekstrem, peningkatan suhu global, dan terhadap ekosistem dan kehidupan manusia secara keseluruhan.

Kepala , Armin Nazar, menjelaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholder untuk memastikan pemahaman yang maksimal dalam penurunan . Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat , tetapi juga nilai kepada masyarakat, sehingga dapat maksimal dalam menangani dampak dari .

“Sebagai daerah penyangga Ibukota Negara, Timur memiliki konsep hutan kota,” ungkap Armin pada Rabu (29/11/2023).

Upaya konkret dilakukan melalui program REDD+ dan Forest Carbon Partnership Facility (FCPF-Carbon Fund). Pihak berharap bahwa melalui program ini, akan terus terjadi penurunan emisi gas sesuai dengan target yang diharapkan.

“Provinsi menjadi pionir dalam pengurangan emisi karbon di Indonesia,” tambah Armin.

Baca Juga  Sangatta Menuju Kota Modern, DPRD Kutai Timur Tekankan Pentingnya Tata Ruang Terpadu

Sebagai tambahan informasi, () berhasil mencatatkan penurunan emisi karbon sekitar 30 juta ton CO2 equivalent, dan menurut penilaian Bank Dunia, angka ini mencapai sebesar 22 juta ton CO2 equivalent. Keberhasilan Kaltim dalam mengurangi emisi karbon menjadi perhatian utama, membuktikan bahwa upaya yang dilakukan memberikan dampak positif yang signifikan. Program ini menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengadopsi langkah serupa dalam mengatasi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan. (AD01/ )

Related posts

Syaiful Bakhri Dorong Diskop UKM Tingkatkan Pendampingan Koperasi

Redaksi

Tour Library Kaltim 2023, Menyemai Bibit Unggul Melalui Minat Baca

Redaksi

Kutai Timur Raih Pengakuan Nasional, Bunda PAUD Siti Robiah Ardiansyah Dianugerahi Sertifikat dari Mendikbudristek

Redaksi