SUDUT KALTIM

Bahaya ADHD, DPPKB Kutai Timur Ajak Masyarakat Pahami Risiko dan Pencegahan

, SudutKaltimAttention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan neurobiologis yang dapat memberikan dampak serius terhadap kehidupan sehari-hari seseorang. Salah satu bahaya utama ADHD adalah kesulitan dalam mempertahankan perhatian, yang dapat menghambat kemampuan belajar dan pekerjaan. Individu dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan dalam mengatur impuls, menyebabkan keputusan yang tidak terencana dan risiko perilaku impulsif.

Dampaknya dapat merugikan hubungan sosial, baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah atau tempat kerja. Selain itu, risiko komorbiditas dengan gangguan kejiwaan dan masalah mental lainnya juga meningkat, memperumit pengelolaan kondisi ini. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang bahaya ADHD sangat penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan dukungan yang diperlukan bagi individu yang terkena gangguan ini.

Berkenaan dengan hal tersebut, Kepala Bidang Keluarga Sejahtera (Kabid KS) () Kabupaten , Ani Saidah, memberikan peringatan penting kepada masyarakat, khususnya para ibu, tentang bahaya Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.

“Anak-anak dengan ADHD seringkali mengalami kesulitan diterima di sekolah dan dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Kesulitan-kesulitan ini juga bisa berlanjut hingga mereka tumbuh dewasa,” ungkapnya.

Menurut Ani Saidah, penyebab ADHD dapat berasal dari beberapa faktor, dengan faktor dasar terletak pada masa kandungan. Pola yang buruk, seperti konsumsi makanan tidak sehat dan gaya hidup kurang sehat, serta faktor lingkungan, dapat meningkatkan risiko ADHD. Ia juga memberikan saran terkait pola makan selama kehamilan, mengingat pola makan yang buruk dapat mempercepat risiko ADHD.

“Masa kehamilan jangan sering makan mie instan, junk food, shabu-shabu, atau makanan cepat saji lainnya. Ditambah pola istirahat yang tidak baik semakin cepat meningkatkan risiko ADHD,” tandasnya.

Baca Juga  DPPKB Soroti Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja, Perlu Kerjasama Lintas Sektor

Ani Saidah menekankan bahwa ADHD cenderung terdeteksi pada usia 6 hingga 12 tahun, dan anak-anak yang mengalami ADHD dapat mengalami masalah harga diri, kemampuan , dan prestasi sekolah yang sulit dicapai. Penyakit ini juga lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Kabupaten , di bawah kepemimpinan Ani Saidah, terus berupaya memberikan informasi dan dukungan kepada calon ibu dan keluarga dalam menjaga kesehatan selama masa kehamilan. Upaya ini diharapkan dapat membantu generasi mendatang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. (AD01/ Kutai Timur)

Related posts

Optimalisasi Formasi 2022, 586 ASN dan 84 PPPK Dilantik di Pemkab Kutai Timur

Redaktur Meiry

Betonisasi Jalan, Pemkab Kutim Wujudkan Akses Mudah di Kecamatan Muara Wahau

Redaktur Meiry

BPKAD Kutim Ajak ASN Pahami Peran dalam Penggunaan Fasilitas Kantor

Redaktur Meiry

You cannot copy content of this page