SUDUT KALTIM

DPPKB Soroti Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja, Perlu Kerjasama Lintas Sektor

SANGATTA, SudutKaltim – Pelaksana tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur, Ronny Bonar H Siburian, membahas gambaran masalah yang dihadapi remaja saat ini. Masa remaja, sebagai periode transisi dari anak-anak ke dewasa, menghadapi berbagai perubahan fisik dan perkembangan psikologis yang menuntut perhatian khusus.

Meskipun definisi usia remaja bervariasi, WHO merinci rentang usia 10-19 tahun, sementara Kementerian Kesehatan RI mengambil dasar hukum dari UU Nomor 35 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 Tahun 2014, menetapkan rentang usia 10-18 tahun, yang dapat diperluas hingga 24 tahun untuk yang belum menikah.

Ronny Bonar menyoroti kesehatan reproduksi remaja sebagai aspek penting, yang tidak hanya melibatkan dimensi fisik, tetapi juga aspek mental dan sosial kultural sesuai dengan regulasi pemerintah.

Pentingnya kesehatan reproduksi remaja mencakup isu-isu seperti kehamilan tidak diinginkan (KTD) yang dapat disebabkan oleh pemerkosaan, seks bebas, mitos seputar seks, dan pengaruh lingkungan.

“Beberapa karakteristik remaja, seperti krisis identitas, kecenderungan membentuk kelompok, dan eksperimen [rasa keingintahuan, red], meningkatkan risiko terjadinya KTD,” ungkap Ronny Bonar.

Lebih jauh Ronny Bonar menekankan bahwa, upaya pencegahan harus melibatkan semua pihak, yakni peran orang tua, pendidikan, media, dan remaja sendiri. Orang tua diharapkan menanamkan pola asuh yang baik, memberikan dasar moral agama, dan menjadi teladan. Pendidikan dan guru berperan memberikan informasi yang benar, menciptakan kondisi sekolah yang nyaman, dan meningkatkan deteksi dini perilaku menyimpang. Remaja sendiri diharapkan ikut serta dengan mengikuti kegiatan positif, memperbanyak informasi positif, dan berhati-hati dalam bergaul.

“Dengan kerjasama lintas sektor ini, diharapkan dapat mengatasi dan mencegah masalah kesehatan reproduksi remaja, khususnya KTD, yang menjadi perhatian serius di Kabupaten Kutai Timur,” pungkas Ronny Bonar. (AD01/ Kutai Timur)

Related posts

Anggota DPRD Kutai Timur Soroti Kekurangan Tenaga Medis di Puskesmas, Masih Kekurangan Dokter

Redaksi

Tour Library Kaltim 2023, Menyemai Bibit Unggul Melalui Minat Baca

Redaksi

Kurangnya Sarpras di Wilayah Terluar Kutai Timur, Syaiful Bakhri Dorong Pemerataan Fasilitas Pendidikan di Seluruh Kecamatan

Redaksi