SudutKaltim.com – Permasalahan dunia pendidikan seakan tidak ada habisnya, mulai dari sarana dan prasarana (sapras) pendidikan, hingga distribusi dan kualitas guru yang belum merata. Semua ini berdampak pada rendahnya kualitas lulusan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten yang berjuluk Bumi Etam, Kutai Timur (Kutim).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, Mulyono, mengakui adanya permasalahan ini. Namun demikian, pemerintah daerah terus berupaya maksimal untuk memberikan layanan pendidikan yang merata di 18 kecamatan yang ada.
“Program peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur terus kami genjot, dan tahun 2023 lalu seluruh sekolah di setiap jenjang mendapatkan sentuhan pembangunan,” ujar Mulyono.
Di bawah kepemimpinan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang, keberpihakan terhadap dunia pendidikan semakin jelas terlihat. Mulyono, yang pernah dua kali meraih penghargaan sebagai Camat terbaik Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), menyebut bahwa peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik dan kependidikan juga menjadi perhatian utama.
“Peningkatan kesejahteraan ini sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas dedikasi para guru yang telah membantu pemerintah mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing,” tambahnya.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terutama mutu lulusan, Disdikbud Kutim juga mengintensifkan program akreditasi A di seluruh satuan pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mulyono menegaskan bahwa penyelesaian masalah pendidikan ini tidak bisa dilakukan dalam satu waktu, tetapi harus secara bertahap.
“Ini tentu menjadi komitmen saya, setelah diamanatkan oleh Bupati sebagai Kepala Dinas Disdikbud,” tutup Mulyono. (ADV/ Kutai Timur)