sudutkaltim.com, Sangatta – Puluhan mahasiswa hari ini melakukan unjuk rasa jilid kedua di depan kantor Bupati Kutai Timur, Rabu (18/10/2023).
Tuntutan mereka tetap sama seperti pada demo jilid pertama, namun mereka juga menambahkan tuntutan yaitu tindakan represif aparat polisi yang kemarin dilakukan kepada para mahasiswa tanpa memberi kejelasan yang jelas
Para peng-aksi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Kutim serta organisasi Cipayung PMII, GMNI, FRK, BEM STAIS, STIPER, dan STIE mulai bergerak dari titik kumpulnya dari kampus STIPER menuju kantor Bupati Kutai Timur sekitar pukul 10.00 WITA.
Aksi masih terus berlanjut lewat unjuk rasa jilid kedua ini. Orasi tersebut pada awalnya berlangsung cukup damai, dimana sesekali peng-aksi yang membacakan puisi untuk mengobarkan semangat para aksi dan mahasiswa yang mulai panas.
“Kami menuntut Kapolres Untuk mengadili tindakan represif aparat kepada mahasiswa, kami sudah adukan dan kami rasa perlu ditindak lanjuti.” Imbuh Zam sebagai pembaca tuntutan.
Para pendemo jg menolak undangan dari bupati untuk masuk ke ruangan karena dinilai akan melukai demokrasi.
“Seperti mendengar kampanye part II, karena bupati sudah menyiapkan jawabannya seharusnya tinggal di jawab, kami sudah bosan melihat slide-slide, sudah bosan yang dipaparkan cuma hal-hal yang sifatnya cuma data saja tidak sesuai realita dengan lapangan, kami disini membawa tuntutan yang sesuai dengan lapangan yang sudah kami survei sebelumnya, silahkan beberkan jawabannya disini agar seluruh masyarakat sipil mendengar nya.” Ungkap saijah
Sempat terjadi adu pendapat antara bupati dan para peng-aksi, bahkan dalam penyampaiannya bupati meminta agar para aksi mengumpulkan tanda tangan dari ribuan rakyat sebagai respon perwakilan dari rakyat untuk mahasiswa. Diskusi yang tidak menemukan titik temu ini membuat bupati emosi dan meninggalkan lokasi.
Massa meluapkan kekecewaan dengan menyerukan mosi tidak percaya terhadap pemerintah karena respon dari bupati, dan wakil bupati yang tidak patut dan sangat arogan serta dinilai telah mengkhianati rakyat dan memilih meninggalkan lokasi aksi.
Aksi ini akan terus berlanjut sampai tuntutan mereka diterima.Aksi tersebut dikawal oleh puluhan aparat yang terdiri dari Anggota Satpol PP dan personil kepolisian. Mereka berjaga-jaga di depan pintu kantor bupati Kutai Timur Sejumlah kendaraan taktis juga disiapkan untuk pencegahan.