Yogyakarta, SudutKaltim – Dinas Perkebunan (Disbun) Kutai Timur (Kutim) melangkah ke arah transformasi digital dengan menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi Surat Tanda Daftar Budidaya Elektronik (E-STDB) di Yogyakarta pada Selasa (21/11/2023). Acara ini dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Petugas Lingkup Pertanian Kutim, memperkuat komitmen mereka terhadap modernisasi sektor perkebunan.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perkebunan Kutai Timur, Sumarjana, menjelaskan bahwa program E-STDB adalah langkah konkrit sebagai tindak lanjut dari keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 105 tahun 2018. Menurutnya, E-STDB bukan sekadar perizinan usaha, melainkan alat untuk mendapatkan data faktual terkait status lahan, tingkat produktivitas, kepemilikan tanah, dan informasi teknis kebun.
“STDB ini tidak termasuk kegiatan perizinan usaha, namun demikian kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk mempunyai tanggungjawab agar melakukan pendaftaran usaha di wilayah kerjanya. Dengan tujuan mengetahui status, tingkat produktivitas, kepemilikan tanah, dan data teknis kebun,” ungkap Sumarjana.
Sumarjana menyoroti kenyataan bahwa lahan perkebunan mandiri di Kutai Timur belum teridentifikasi secara komprehensif sesuai dengan data faktual. Oleh karena itu, implementasi E-STDB diharapkan dapat menciptakan data yang akurat dan membantu memonitor kondisi lahan perkebunan secara lebih efisien.
Beliau juga menegaskan kewajiban bagi pekebun dengan lahan kurang dari 25 hektare untuk memiliki Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB).
“Sasaran penerbitan STDB ini adalah pelaku usaha perkebunan dengan luasan lahan kurang dari 25 hektare. Proses penerbitan didahului dengan pendataan, verifikasi, dan validasi lapangan atas lahan milik pekebun yang mengajukan permohonan,” jelas Kadisbun Sumarjana.
Langkah ini diharapkan tidak hanya membawa kemajuan dalam efisiensi administrasi, tetapi juga memberikan kejelasan hukum kepada pekebun, mendukung pengelolaan lahan yang berkelanjutan, dan meningkatkan produktivitas sektor perkebunan secara keseluruhan. Dengan semakin terintegrasi dan terdigitalisasinya informasi, Kutai Timur menunjukkan komitmennya untuk menjadi pelopor perkebunan modern yang berdaya saing tinggi. (AD01/Kutai Timur)